Pada hari minggu, 16 Juli telah diselenggrakan Seminar yang mengupas tentang bencana dan cara meminimalisir akibat dari bencana. Menurut ketua Panitia Danamjati Bagus Saputra dalam seminar ini diikuti peserta terdiri dari 264 dari UMBY dan dari luar UMBY yang meliputi: Mahasiswa, pelajar dan umum dimulai dari jam 07.00 – 08.00 Registrasi peserta. Acara ini diselenggarapakan oleh KSR PMI unit 8 UMBY kerjasama dengan BPBD DIY dan PMI. Diselenggarakan di Ruang Seminar Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY).
Diskusi panel dimulai jam 08.30 setelah pembukaan acara oleh Ketua Panitia, Ketua KSR dan Pembina KSR PMI. Sementara itu ketua KSR Unit 8 UMBY, Syuhada Kusriansyah, menerangkan tema dari seminar ini yaitu menumbuhkan jiwa pemuda terhadap kondisi bencana, dengan tujuan KSR PMI bisa memberikan inspirasi kepada mahasiswa untuk menumbuhkan rasa peduli dan tanggap terhadap bencana yang ada, khususnya di DIY dan Indonesia pada umumnya.
Pada sesi pertama diawali oleh Pak Danang Samsurizal, ST (Manager Pusdalops Penanggulangan Bencana DIY) beberapa hal penting yang disampaikan bahwa Indonesia terutama juga Yogyakarta berada di daearah yang rawan bencana. Bencana seperti Gempa Bumi dari dulu sudah lama terjadi dan masyarakat seharusnya sudah membiasakan diri jika terjadi bencana. Sebagai contoh masyarakat sudah terbiasa dengan gempa bumi, namun hal yang perlu diwaspadai dari gempa bumi adalah bahaya tidak langsung seperti bahaya runtuhan bangunan dan bahaya lain karena panik yang berlebihan. Disampaikan juga saat ini dalam kondisi bencana masyarakat sebagai subjek bukan obyek. Tidak ada satu lembaga yang bisa memanggani bencana sendirian. Langkah preventif dan upaya sosialisasi dan kesiapan dalam penaggulangan bencana selalu dilakukan dari BPBD.
Pembicara kedua Pak Arif Riyanto Budi N, ST,MT (Bidang Penanggulangan Bencana PMI Daerah Istimewa Yogyakarta) menyampaikan tentang peran PMI dan dan perlunya masyarakat mecermati wilayah, dan apa yang pernah terjadi. Sama-sama gunung bisa beda, sama sama banjir bisa beda. termasuk longsonr penyebab dan dampaknya juga berbeda karakteristiknya. Tidak ada lembaga dan badan yang super Hero dalam kebencanaan. Ada pemerintah, masyarakat dan dunia usaha. PMI sebagai organisasi kemanusian pertama di Indonesia sejak 1945 senantiasa terlibat dalam kegiatan penanganan kebencanaan. Namun demikian bencana, pencegahan, meminimalisir bahaya dari bencana saat ini menjadi urusan semua dan semua bisa berperan termasuk masayarakat termasuk mahasiswa, semua bisa berperan disana.
Pembicara ketiga Ibu Alimatus Sahrah yang kerap dipanggil Bu Alim (Rektor UMBY) menyampaikan berbagai peran Universiats dalam mitigasi dan penaganan bencana. Berbagai kegiatan baik Dosen dan mahasiswa dalam penangganan korban bencana dan juga berbagai kegiatan pasca bencana. Mahasiswa akan menjadi motor (pengerak) dalam antisipasi kebencanaan meminimlalisir korban. Universitas Mercu Buana Yogyakarta terbuka untuk kegiatan kemahasiswaan yang mengarak ke antisipasi kebencanaan dan kemanusian dari berbagai jurusan.
Multi displin.
Rangkuman kesimpulan yang disampaikan moderator (Budiman Setyanugraha dari TAGANA DIY) dari kegiatan seminar ini adalah bahawa : bencana perlu dikenali lebih jauh sehingga perlu belajar lebih lanjut tentang bencana. Pelu lebih mengasah kepedulian, minimal adalah perduli dengan diri sendiri sehingga paham terdapat potensi dan kondisi sekitar kita. Sebagai penutup disamapaikan bahwa seminar ini untuk membukan dan mencerahkan pemahananan awal saja, selajutanya bisa belajar dan koordinasi dan diskusi. Sekecil apapun peran kita tetap berfungsi. Selain itu Mahasiswa bisa berperan sebagai agen perubahan, bisa berperan lebih dari masyarakat yang lain. di UMBY sendiri perlu Koodinasi antar UKM yang ada buat kampus menjadi “Kampus siaga bencana”.